Kata-kata renungan berikut ini mungkin banyak di antara pembaca yang sudah sering membaca karena memang saya hanya sekedar copy-paste. Namun tidak asa salahnya jika kita luangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca agar kita bisa menjadi seorang “pemenang” dan bukan “pecundang”.
Betapa nikmatnya menjadi pemenang, betapa memalukan dan tidak-bermartabatnya menjadi pecundang.
Pemenang adalah bagian dari jawaban;
pecundang menjadi bagian dari masalah.
Pemenang selalu punya solusi;
pecundang selalu punya kambing hitam.
Pemenang akan berkata, “Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda”;
pecundang selalu berkata, “Itu bukan pekerjaan saya”;
Pemenang melihat ada jawaban dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, “Itu memang sulit, tapi kemungkinan masih bisa dilakukan”;
pecundang selalu berkata, “Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit untuk dilakukan”.
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, “Saya salah, akan segera saya perbaiki”;
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, “Itu bukan salah saya”.
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, “Saya harus melakukan sesuatu”;
pecundang berkata, “Harus ada orang yang melakukan sesuatu”.
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
pecundang akan melepaskan diri dari sebuah tim.
Pemenang melihat keuntungan;
pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
pecundang selalu melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada win-win solution;
pecundang akan selalu berupaya untuk menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan tutur kata yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata-kata yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai-nilai tapi bersedia berkompromi pada hal-hal remeh;
Pecundang berkeras pada hal-hal remeh tapi mengkompromikan nilai-nilai.
Pemenang menganut filosofi empati, “Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda”;
Pecundang menganut filosofi, “Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda.”
Pemenang membuat sesuatu terjadi;
pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang…
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang …